Mesin Virtualisasi (virtualization engine) dirancang untuk memenuhi kebutuhan banyak sistem operasi (operating system) dalam satu mesin fisik. Dengan bantuan mesin virtualisasi, sebuah PC Server dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan yang membutuhkan beda sistem operasi. Dengan demikian, PC server masa kini yang memiliki kapasitas besar, dapat dipecah-pecah untuk banyak penggunaan.
Beberapa jenis Virtualization Software yang dikenal masa kini antara lain : VMWare, Openstack, Xenserver, Proxmox, VirtualBox, Libvirt dan masih banyak lagi. Dengan adanya teknologi ini, perusahaan hosting provider masa kini selain menjual jasa shared hosting, colocation, dedicated server, juga menjual VPS (Virtual Private Server) dengan berbagai ukuran yang mudah dikelola. Cara bekerja teknologi ini adalah adanya sebuah lapisan virtualisasi (virtualizaton layer) yang dinamakan Hypervisor pada host server, yang memungkinkan adanya server virtual di atasnya (guest).
Penggunaan Virtualisasi dalam Layanan Akademik
Dalam dunia akademik universitas, kebutuhan akan aplikasi yang digunakan untuk mengelola seluruh data akademik yang terpisah antar sistem operasi, sangatlah tinggi. Sementara itu, terkadang ketersediaan physical server sangat terbatas. Oleh karenanya, teknologi virtualisasi menjadi pilihan bagi kampus untuk menangani kebutuhan-kebutuhan aplikasinya. Dalam pantauan Tim Batatai, telah banyak kampus yang memilih menggunakan konsep virtual, baik diletakkan dalam lingkungan kampus sendiri, ataupun diletakkan pada hosting provider.
Dalam lima tahun sejak 2014, Tim Batatai berhasil merangkum data tentang jumlah penggunaan mesin virtualisasi untuk lingkungan kampus. Berikut catatan beberapa mesin virtual yang telah digunakan : Proxmox, VMWare, OpenStack, Xenserver, VirtualBox. Penggunaannya ada yang terletak di kampus sendiri, ataupun di perusahaan VPS Hosting. Penggunaan VPS Hosting dipilih karena beberapa alasan, seperti yang terdapat pada catatan :
1. Proxmox
Dalam catatan tim, Proxmox memimpin jumlah penggunaan virtualisasi. Proxmox terbaru saat ini adalah Proxmox versi 6.x yang muncul pada bulan Juli 2016. Official site Proxmox dapat dilihat di https://proxmox.com. Proxmox, memiliki produk lain selain Proxmox VE, yaitu Proxmox Mail Gateway. Sebuah platform mail proxy yang sangat tangguh untuk menanggulangi dan memonitoring mail server.
Proxmox VE (Proxmox Virtual Environment) adalah sebuah sistem operasi berbasis Linux Debian, yang bersifat kode terbuka (open source), yang merupakan sebuah mesin virtualisasi (virtualization engine). Sebagai sebuah mesin virtualisasi, Proxmox VE memiliki fungsi-fungsi utama antara lain :
- Mengelola Virtual Mesin (membuat VM-VM guest dalam satu mesin fisik, mengubah setting, menghapus dan fungsi-fungsi lainnya)
- Mengelola Cluster (membuat satu logic server dari beberapa server fisik)
- Mengelola Storage yang dapat diintegrasikan dengan external storage (SAN/NAS)
Nah, apa saja sih yang membuat Proxmox ini unggul dalam penggunaan kalangan kampus? Berikut catatannya :
- Kode Terbuka (opensource)
- Tampilan User Interface yang baik dengan berbasis web
- User Experience yang baik
- Sistemnya yang cukup update
- Tersedia mode berbayar
- Fitur lengkap untuk kebutuhan infrastruktur server hingga cloud
- Terintegrasi dengan platform lain seperti Ceph
2. VMWare
Saingan Proxmox paling dekat adalah VMWare. VMWare dalam dunia virtualisasi sering dianggap sebagai virtualisasi versi premium, alias berbayar dan ada jaminan di sana. VMWare juga memiliki fitur unggulan dalam konsep virtualisasinya. Salah satu fitur yang populer adalah VMotion. Dengan fitur ini maka VMWare mampu mengelola High Availability. HA? Apakah itu High Availability?
High Availability adalah konsep yang dikembangkan agar sebuah layanan tidak pernah mengalami down.
High Availability adalah konsep yang dikembangkan agar sebuah layanan tidak pernah mengalami down. Mekanismenya, jika salah satu mesin terpantau harus down, maka VMotion akan memindahkan image sebuah VM di dalamnya untuk berpindah ke mesin lainnya (failover), tanpa harus mematikan layanan. Pengguna VMWare biasanya sebuah institusi yang memiliki dana cukup, atau sebuah hosting provider yang melayani layanan akademik. Lebih lengkap tentang VMWare, dapat dilihat di situs resminya https://vmware.com.
3. Openstack
Saingan Proxmox selain VMWare adalah OpenStack. OpenStack ini mesin cloud yang juga open source. OpenStack dikenal cukup tangguh dalam menangani sistem cloud dan cluster. Di dunia VPS atau Cloud VM hosting provider, OpenStack memimpin dalam jumlah penggunaan. Biasanya, institusi yang menggunakan OpenStack adalah karena penyedia layanan hosting VPS menggunakan OpenStack untuk virtualisasi.
4. XenServer dan Oracle VirtualBox
Beberapa waktu lalu, sempat booming penggunaan XenServer dan Oracle VirtualBox. Namun saat ini, penggunanya sudah semakin berkurang seiring dengan tidak adanya update lebih lanjut dari kedua produk ini. Lho, memang ada yang menggunakan XenServer dan VirtualBox? Ada.
Xenserver adalah merupakan mesin virtualisasi buatan Citrix yang cukup lama malang melintang di jamannya. Namun karena faktor UI, UX, dan fitur-fitur yang mulai terkalahkan oleh mesin-mesin baru, XenServer mulai banyak ditinggalkan.
Sedangkan pengguna VirtualBox, menggunakannya sebagai development engine, dan aplikasi yang tidak memerlukan sumber daya besar. VirtualBox saat ini dipegang oleh sebuah raksasa besar : Oracle. Dengan begitu, oleh raksasa seperti itu, VirtualBox dapat diupdate mengikuti perkembangan. Sayangnya VirtualBox ini cukup berat, karena interfacenya berupa grafis desktop, dan berjalan di atas operating system lainnya.
Kebutuhan akan cloud, cluster, dan mesin virtual belakangan ini meningkat drastis. Apa saja sih keuntungan para Sysadmin menggunakan mesin virtual ini? Keuntungannya antara lain :
- Kemudahan install dan deploy guest , tidak perlu lagi memikirkan spesifikasi dan kecocokan perangakt keras, semua sudah dihandle oleh host.
- Mudah dilakukan pemisahan antar aplikasi ataupun database. Pada layanan Aplikasi sangat memungkinkan adanya pemisahan antar aplikasi, misal pemisahan antara aplikasi, ini bertujuan untuk memisahkan beban antar keduanya.
- Backup mudah, dapat dilakukan backup hingga level OS.
- Restore mudah.
- Image guest dapat dipindah ke host dimanapun berada.
- Memungkinkan diterapkan konsep High Availability.
- Mendukung adanya template.
- Dapat dibuat cluster.
- Dapat diterapkan pengelolaan lintas storage.
Proses backup dan restore Proxmox sangat menarik, karena dapat dilakukan dalam beberapa mode :
- Stop : dibackup dalam keadaan berhenti total
- Suspend : dibackup dalam keadaan berhenti saat itu
- Snapshot : backup keadaan saat itu
Backup image seperti ini sangat penting dilakukan untuk sistem-sistem yang melibatkan pembayaran. Bahkan bank dapat melakukan penjadwalan snapshot backup hingga lima menit sekali. Fitur ini menjadi andalan saat sebuah disaster terjadi.
Nah, apakah anda telah memanfaatkan teknologi virtual untuk layanan-layanan aplikasi ? Mari berbagi cerita pengalaman di kolom komentar, dengan senang hati apabila ada yang ingin didiskusikan dengan kami